Fakta dan Mitos Seputar Oli

Oli adalah sesuatu yang vital pada kendaraan Anda, dan merupakan sesuatu yang wajib bagi mesin kendaraan Anda. Bayangkan jika kendaraan Anda tanpa oli? Bagi anda yang menyukai dunia otomotif, terdapat beberapa mitos yang sering kita temua di masyarakat kita, seputar tentang oli.

1. Oli Sintetik lebih mudah menguap dibanding oli biasa
TIDAK. Dengan ikatan molekul yang jauh lebih stabil, justru oli sintetik memiliki daya tahan terhadap penguapan yang lebih tinggi dibandingkan dengan oli biasa. Selain itu, "Aromatic Content" oli sintetik jauh di bawah oli biasa, kandungan aromatic inilah yang mudah menguap. Contoh Oli sintetik adalah Top 1 Oli Sintetik Mobil-motor Indonesia

2. Harus ganti filter oli setiap ganti oli
BENAR. Kebiasaan yang lama adalah mengganti filter oli setiap 2X ganti oli. Dulu rentang penggantian oli hanyalah setiap 2,000-3,000 km, jika kebiasaan itu tetap dilakukan sekarang, berarti penggantian filter oli adalah setiap 10,000 – 20,000 km (dengan asumsi penggantian oli setiap 5,000-10,000). Sekitar 300 cc s/d 1 liter oli bekas berada dalam filter oli, 1 liter oli bekas + 4 liter oli baru = 5 liter oli bekas!

3. Kondisi knalpot kotor tanda oli terbakar
Bukan hanya sekedar melihat, bahkan pemilik cenderung mencolek ujung kenalpot buat mendeteksi kecurigaan oli terbakar di mesin. Tidak perlu repot berkotor ria, cukup perhatikan asap. Oli terbakar akan menghasilkan asap putih. Tinggal cek kapan terjadinya, apakah saat stasioner atau ketika mobil berjalan dan dapat beban. Kalau stasioner, kemungkinan sil klep rembes. Sedangkan jika putaran tinggi, masalah ada pada ring piston

4. Oli transmisi encer bisa menambah tarikan
Secara teori, pelumas dengan kekentalan rendah memang mampu mengurangi hambatan mekanis. Pembuktiannya sudah dilakukan oleh sejumlah tester. Dengan oli transmisi multigrade yang lebih encer terbukti tarikan lebih enak, namun girboks lebih berisik.

Sumber: okezone.com